Perusahaan Grab

Perusahaan Grab

Alasan Pembuatan Aplikasi Grab

Aplikasi Grab bisa muncul karena satu alasan sederhana. Penciptanya yang bernama Anthony Tan sering mendapat keluhan dari beberapa temannya di Malaysia tentang layanan taksi yang sangat buruk.

Sebagian besar taksi sering sekali salah mengantar pelanggan ke tujuannya. Ada yang menggunakan jarak lebih panjang atau mematok tarif secara sembarangan sehingga penumpang harus mengeluarkan uang lebih banyak.

Hal ini tentu memusingkan. Apalagi saat melakukan perjalanan, seseorang membawa uang pas-pasan. Selain itu taksi juga menjadi alat transportasi yang ditakuti banyak orang.

Melihat keluhan yang sering dikeluarkan oleh temannya ini, Anthony Tan akhirnya memutuskan untuk mengembangkan aplikasi sebagai tugas akhir dari studinya di Harvard Business School.

Dia ingin mengembangkan aplikasi dengan basis ride-sharing seperti milik Garrett Champ. Tidak disangka ide yang sederhana ini mampu membuatnya menjadi juara kedua pada Business Plan Contest yang di diadakan oleh Harvard Business School.

Dari pencapaiannya itu, Anthony Tan akhirnya bekerjasama dengan temannya yang bernama Tan Hooi Ling. Dia membuat aplikasi dengan nama Myteksi yang dirilis di Malaysia pada tahun 2012.

Aplikasi ini dikenal juga dengan nama Grab Taxi di beberapa negara kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Saat memulai bisnis aplikasi ini Tan dan Liong, mengeluarkan dana kurang lebih sekitar Rp360 juta. Dari modal ini mereka bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat apalagi di beberapa negara aplikasi Grab sangat sukses.

Apa yang didapatkan oleh Tan dan Liong sebenarnya tidak berjalan dengan mulus atau lancar begitu saja. Saat melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan taksi, mereka sering sekali mendapatkan penolakan. Barulah pada penawaran kelima perusahaan taksi mereka diterima dengan baik.

Pada tahun 2013 akhirnya GrabTaxi bisa di rilis di beberapa negara Asia Tenggara seperti Filipina, Singapura, dan Thailand. Setahun setelahnya pada 2014 aplikasi ini dirilis juga ke Indonesia dan Vietnam.

Tidak berat beberapa lama bisnis ini mengalami diversifikasi sehingga Grab juga mendukung pemesanan kendaraan roda dua atau ojek. Layanan antar juga didukung dengan baik. Ini Grab juga bisa dipakai untuk membeli makanan atau produk tertentu.

Perkembangan aplikasi grab terus berlanjut selain melakukan penambahan layanan. Khusus di Indonesia aplikasi ini juga mengeluarkan Grabpay. Namun setelah beberapa tahun layanan ini berubah menjadi OVO.

Dengan masuknya layanan finansial teknologi, perkembangan dari aplikasi grab semakin tidak bisa dibendung. Saat ini aplikasi ini sudah berkembang menjadi mendukung gaya hidup milenial masa kini.

Apalagi penggunanya di Indonesia sudah lebih dari 1 juta orang. Grab menjadi salah satu aplikasi yang tidak bisa dilepaskan khususnya mereka yang memiliki mobilitas tinggi dan sering memesan makanan.

Aplikasi ini juga sering menjalin  kerja sama dengan banyak merchant untuk menghadirkan promosi menarik. Selain itu Grab juga kerap memberikan diskon khusus untuk layanan transportasi sampai kurir makanan.

Setelah membaca ulasan di atas kita bisa membuat kesimpulan jika aplikasi Grab merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Apalagi saat ini aplikasi Grab sudah menyebar ke beberapa negara yang memiliki jumlah penduduk cukup besar termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri ada beberapa aplikasi penyedia layanan online seperti Grab. Namun aplikasi ini memiliki pengguna loyal sendiri sehingga para driver dan pemilik bisnis yang bekerjasama tetap bisa menjalankan usahanya dengan maksimal.

Apa saja jenis layanan dari aplikasi Grab yang pernah Anda gunakan?

Grab merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa transportasi online terbesar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Lewat layanan yang diberikan, pengguna bisa memesan transportasi lebih mudah dan praktis.

Beberapa produk yang mungkin sudah tidak asing terdengar, seperti GrabBike, GrabCar, hingga GrabFood menjadi andalan masyarakat.

Di balik kesuksesan Grab, terdapat sosok yang berhasil membawa perusahaan satu ini meraih keberhasilan dan menjadikannya terdepan di industri transportasi online.

Ingin tahu, siapa pemilik Grab? Berikut profil lengkapnya yang menarik untuk diketahui.

Pertanyaan mengenai siapa pemilik Grab seringkali muncul ketika membahas perusahaan penyedia jasa transportasi satu ini. Diketahui pemiliknya adalah Anthony Tan.

Ia adalah seorang pengusaha asal Singapura yang menjabat sebagai CEO dari perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi ini.

Lahir di keluarga pengusaha, Anthony ternyata seorang konglomerat dan sudah familier di dunia bisnis. Lewat latar belakangnya tersebut, pengusaha ini mewarisi jiwa pebisnis dari keluarganya.

Setelah lulus sekolah, ia melanjutkan studinya pada jurusan Ekonomi dan Kebijakan Publik di University of Chicago. Kemudian, ia mengambil Magister Administrasi Bisnis di Harvard University.

Grab[6] (sebelumnya dikenal sebagai GrabTaxi) merupakan salah satu platform layanan on demand asal Singapura yang bermarkas di Singapura. Berawal dari layanan transportasi, perusahaan tersebut kini telah mempunyai layanan lain seperti pengantaran makanan dan pembayaran yang bisa diakses lewat aplikasi mobile.

Pada awalnya, Grab didirikan oleh bos Singapura, yang sempat didirikan di Malaysia yang sebelum akhirnya memindahkan kantor pusat mereka ke asal negaranya yaitu Singapura. Saat ini, Grab telah beroperasi di Asia Tenggara (kecuali Laos dan Brunei).[7] Grab merupakan startup "decacorn" (sebutan untuk startup yang memiliki valuasi perusahaan sebesar US$10 miliar) pertama di Asia Tenggara.[8]

Di Indonesia, Grab melayani pemesanan kendaraan seperti ojek (GrabBike)[9], mobil (GrabCar), taksi (GrabTaksi), kurir (GrabExpress), pesan-antar makanan (GrabFood), dan carpooling (GrabHitch Car). Saat ini Grab tersedia di 125 kota di seluruh Indonesia, mulai dari Banda Aceh - Aceh hingga Jayapura - Papua .[10]

Perjalanan Grab menuju status Decacorn (startup dengan valuasi 10 miliar dollar AS atau lebih), dimulai ketika mereka mendapat pendanaan Seri A senilai lebih dari 10 juta dollar AS dari Vertex Venture Holdings, salah satu anak perusahaan Temasek Holdings asal Singapura, pada April 2014.

Memasuki Mei 2014, Grab mengantongi pendanaan Seri B senilai 15 juta dollar AS dari GGV Capital, perusahaan permodalan asal Tiongkok.

Oktober 2014, Grab mengamankan pendanaan Seri C dari Tiger Global, sebuah perusahaan berbasis Amerika Serikat, GGV Capital, dan Venture Vertrex. Totalnya mencapai US$65 juta.

Desember 2014 atau kurang lebih dua bulan berselang, pendanaan Seri D dikucurkan oleh Softbank Corp. Bernilai tak kurang dari US$250 juta, Grab mengklaim ini sebagai investasi terbesar untuk sebuah perusahaan Asia Tenggara yang tercatat secara publik.

Butuh waktu kurang lebih delapan bulan sebelum Grab akhirnya mendapat pendanaan Seri E dari Didi Chuxing dan China Investment Corporation pada Agustus 2015. Nilainya dilaporkan mencapai US$350 juta.

Setahun berselang, tepatnya pada September 2016, Grab dikabarkan sukses mengamankan pendanaan Seri F senilai US$750 juta dari Softbank, Didi, dan Honda.

Agustus 2017, Softbank, dan Didi, plus Toyota, mengucurkan pendanaan Seri G pada Grab. Nilainya disebut-sebut mencapai US$2,5 miliar.[11]

Memasuki Oktober 2018, Grab kembali mendapat pendanaan. Booking Holdings, sebelumnya bernama Priceline, memberikan pendanaan ekstra senilai US$200 juta.

Desember 2018 silam, Grab mengumumkan rencana mereka untuk mengamankan pendanaan Seri H. Target yang dipatok kabarnya tak kurang dari US$6,5 miliar.

Pada 2015, Grab Taxi membuka fasilitas penelitian dan pengembangan di distrik bisnis Singapura. Dengan nilai mencapai US$100 juta, fasilitas ini menjadi rumah bagi 200 data engineer dan scientist.

Beberapa tenaga ahli didatangkan untuk mendukung perkembangan fasilitas ini. Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah Wei Zhu. Mantan engineer Facebook dan kreator Facebook Connect tersebut menjadi bagian dari Grab usai meninggalkan perusahaan besutan Mark Zuckerberg pada Agustus 2015.

Langkah Grab dalam mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan ini mengindikasikan bahwa strategi pengembangan perusahaan tak hanya berpusat pada layanan yang sudah ada. Mereka sadar akan pentingnya menelurkan inovasi baru, pengembangan aplikasi, layanan baru, dan manajemen staff.

Memasuki 2016, Grab memutuskan membuka fasilitas pengembangan dan kantor di Seattle, Amerika Serikat. Langkah ini diambil untuk memastikan agar perusahaan tak ketinggalan segala perkembangan terkini di negeri Paman Sam, sekaligus membuka peluang merekrut tenaga ahli dari sana.

Tak sedikit media yang 'curiga' Grab bakal segera meluncurkan di kawasan Amerika Utara. Namun dugaan tersebut langsung dibantah lewat pernyataan resmi perusahaan. Disebutkan bahwa saat ini fokus sedang diarahkan untuk mengakuisisi sebanyak mungkin pengguna di kawasan Asia.

Pada Mei 2019, Grab melakukan uji coba layanan peminjaman skuter elektris GrabWheels di BSD City.[12] Layanan ini kemudian diperluas hingga ke Bandara Soekarno Hatta[13] dan daerah Jakarta Pusat.[14] Meski demikian, Pemda DKI Jakarta melarang skuter elektris beroperasi usai tewasnya pengguna GrabWheels.[15]

Aksi bisnis Grab lainnya yang tak kalah menarik perhatian adalah keputusan mengakuisisi Uber pada 26 Maret 2018. Banyak pihak mengklaim ini sebagai salah satu kesepakatan terbesar di Asia Tenggara.

Sebagai imbas dari pencaplokan tersebut, Uber kini memiliki 27,5 persen saham Grab. Tak hanya itu, CEO mereka, Dara Khosrowshahi, juga bergabung dengan jajaran top management Grab. Beberapa layanan serupa seperti Uber Eats dan Grab Food, disatukan.

yang sedang/pernah/akan beroperasi di Indonesia

Hanya berisi nama-nama ojek daring yang sudah dikenal/notable di Indonesia.

Salah satu kelebihan dari teknologi adalah memudahkan berbagai jenis aktivitas termasuk bepergian. Dahulu kita harus menanti lama kendaraan umum yang akan ditumpangi. Saat ini cukup menggunakan aplikasi grab untuk memesan taksi atau ojek motor.

Perusahaan ini berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan perusahaan ini mendapatkan banyak investor sehingga berubah menjadi Decacorn. Lebih tinggi dari unicorn yang saat ini pun sudah dianggap sangat hebat.

Grab berkembang pesat

Dari usaha yang dikembangkan Anthony, Grab menjadi perusahaan layanan transportasi berbasis digital terdepan di Asia Tenggara.

Perusahaan tersebut juga telah melebarkan sayapnya dengan menyediakan layanan taksi mobil, motor, pengiriman, dan pengembangan perangkat lunak.

Investornya juga berasal dari berbagai perusahaan, mulai dari Softbank, Didi Chuxing, dan Toyota.

Di bulan April 2021, Anthony juga mengumumkan pencatatan Grab di Amerika Serikat dengan menghubungkan perusahaan dengan perusahaan akuisisi.

Di bawah kepemimpinan, Grab telah menerima pengakuan global atas inovasi dan pengaruh positif. Perusahaan ini berhasil masuk ke dalam jajaran perusahaan paling inovatif versi Fast Company di tahun 2023 dengan menduduki posisi kedua.

Hampir sebagian besar kekayaan Anthony Tan berasal dari bisnis transportasi dan perangkat lunak seluler. Dilansir situs Forbes, Anthony tercatat memiliki total kekayaan sebesar 790 juta dolar AS per Oktober 2021.

Dengan total kekayaan yang dimilikinya, ia berhasil mencatatkan namanya dalam daftar orang terkaya di Malaysia pada tahun 2019 dengan menduduki posisi 38.

Di tahun 2021, Anthony sukses masuk ke dalam daftar orang terkaya di Singapura dengan menempati posisi ke-47.

Itulah informasi terkait siapa pemilik Grab yang ternyata adalah Anthony Tan yang kini menjabat sebagai Group CEO dan Co-Founder. Semoga bermanfaat!

PT Multipolar Technology Tbk

Kantor Operasional 1Boulevard Gajah Mada No. 2025Lippo Cyber Park, Lippo VillageTangerang 15811

Kantor Operasional 2Sopo Del Office Tower & LifestyleTower B Lantai 18Jl. Mega Kuningan Barat III, Lot 10, 1-6Kawasan Mega KuninganJakarta 12950

T : +6221 55 777 000 F : +6221 2911 0270

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dengan nama BRI. Perusahaan menyediakan produk dan jasa keuangan yang lengkap, mulai dari layanan perbankan konvensional maupun syariah, asuransi dan multifinance untuk mencapai aspirasi sebagai penyedia jasa keuangan terintegrasi. Fokus usaha perusahaan berada pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta menjadi pelopor microfinance di Indonesia.

Perusahaan beroperasi dalam empat segmen usaha, yaitu Bisnis Mikro yang ditujukan untuk melayani nasabah individual dan pengusaha mikro; Bisnis Ritel yang ditujukan untuk melayani wirausaha kecil dan menengah (UKM) antara lain layanan pembiayaan konsumer dan komersial; Bisnis Korporasi yang melayani korporasi besar dan institusi seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun non-BUMN yang memberikan trickle down business bagi segmen UMKM, dengan menyediakan rangkaian lengkap produk kredit dan simpanan serta jasa perbankan meliputi layanan perbankan internasional, treasury dan jasa penunjang pasar modal, dan juga melakukan pinjaman sindikasi dan pemberian fasilitas limit committed dan uncommitted kepada Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di dalam negeri; serta Bisnis Entitas Anak yang meliputi perbankan konvensional dan syariah, layanan pembiayaan, layanan remitansi, asuransi jiwa, modal ventura dan sekuritas.

Perusahaan melakukan inovasi perbankan digital dengan meluncurkan BRISPOT, sebuah aplikasi mobile-based dengan konsep one stop service bagi Loan Officer untuk proses kredit end to end, dimanapun dan kapanpun; dan BRIlink yang merupakan layanan branchless banking BRI untuk melayani masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan sebagai perwujudan Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif) dan LKD (Layanan Keuangan Digital) serta menjaga kedaulatan rupiah.

Untuk memperkuat eksistensi bisnis di kancah global, perusahaan membuka unit kerja di luar negeri, yaitu di Singapura, BRI New York Agency, BRI Cayman Island Branch, Hong Kong Representative Office, BRI Remittance Hong Kong dan di Timor Leste.

Grab Driver Centre (GDC) JB @ Danga Bay

Grab Driver Centre (GDC) Johor Bahru has resumed its operations as usual and is accepting walk-ins again.

Please note that GDC will only accept fully vaccinated visitors.

If you need assistance, please reach out to us via Telegram. Follow the steps below:

For further assistance, do reach out to us via Help Centre.

Address: G-12, Block 8, Danga Bay, Jalan Skudai, 80200 Johor Bahru, Johor

Monday – Thursday: 10:00am – 1:00pm | 2:00pm – 5:00pm

Friday: 10:00am – 12:30pm | 2:30pm – 5:00pm

Closed on Weekends & Public Holidays

Bank Central Asia Tbk adalah perusahaan yang menjalankan usaha dan kegiatan di bidang perbankan sebagai bank umum. Perusahaan membagi bisnisnya dalam beberapa lini yaitu perbankan transaksi, perbankan korporasi, perbankan komersial dan UKM, perbankan individu serta perbankan tresuri dan internasional.

Perbankan transaksi dilakukan melalui pengembangan produk dan layanan yang inovatif, diantaranya aplikasi mobile banking, layanan penyelesaian pembayaran melalui e-Commerce, dan mengembangkan konsep baru electronic banking center yang melengkapi ATM center dengan tambahan fitur yang didukung teknologi terkini. Perbankan korporasi menyalurkan kredit untuk mendukung kebutuhan nasabah korporasi sesuai dengan potensi pertumbuhan, profil risiko dan permintaan kredit. Perbankan komersial dan UKM menyediakan kredit modal kerja dan investasi serta layanan cash management bagi nasabah komersial dan Usaha Kecil & Menengah (UKM). Perbankan individu menyediakan beragam produk dan layanan perbankan individu seperti kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit, bancassurance dan produk investasi. Perbankan tresuri melakukan pengelolaan aset keuangan bank dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas dan imbal hasil yang diperoleh. Sementara perbankan internasional memberikan layanan dan produk di bidang remittance serta trade finance.

Produk dan layanan yang dimiliki perusahaan meliputi berbagai produk simpanan seperti tabungan, simpanan pelajar, deposito berjangka dan giro; berbagai layanan transaksi perbankan seperti safe deposit box, transfer, remittance, collection dan kliring, bank notes, travellers' cheque, virtual account, payment, auto debit, payroll services, cash pick up, pembayaran pajak dengan sistem e-billing, jasa kustodian dan business debit card (BDC); berbagai layanan perbankan elektronik seperti ATM, EDC, autoprint, internet banking, mobile banking, call center, phone banking, SMS top up, e-Tax dan CS digital; berbagai layanan cash management seperti payable management / disbursement, receivable management / collection (B2B & B2C) dan liquidity management; layanan kartu kredit; berbagai produk bancassurance seperti asuransi kebakaran, asuransi property all risks (PAR), asuransi kendaraan bermotor dan asuransi lainnya; berbagai produk investasi reksa dana seperti reksa dana pasar uang, reksa dana terproteksi, reksa dana pendapatan tetap (IDR dan USD), reksa dana campuran, reksa dana saham (IDR dan USD); berbagai produk investasi obligasi surat utang negara, surat berharga syariah negara; berbagai fasilitas kredit seperti, kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kredit modal kerja, kredit sindikasi, kredit ekspor, trust receipt, kredit investasi, distributor financing, supplier financing, dealer financing, warehouse financing, showroom financing dan investment financing; berbagai layanan standby LC / bank garansi; berbagai pembiayaan ekspor-impor (trade finance); berbagai surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN / Local LC); dan berbagai fasilitas valuta asing seperti spot, forward, swap dan produk derivatif lainnya.

Jaringan usaha perusahaan didukung kantor cabang utama, kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di berbagai kota di DKI Jakarta, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Perusahaan juga memiliki kantor perwakilan di Singapura dan Hong Kong.

Multipolar Tbk adalah perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha melalui perusahaan anak antara lain dalam bidang jasa telekomunikasi, teknologi informasi, perdagangan umum termasuk perdagangan impor, ekspor, interinsuler, lokal dan ritel (eceran), jasa pengembangan dan pengelolaan properti / real estate, serta jasa penyewaan ruang dalam bangunan.

Lini bisnis utama perusahaan di segmen ritel adalah PT Matahari Putra Prima Tbk yang merupakan peritel multiformat modern yang mengoperasikan jaringan ritel hipermarket Hypermart, gerai grosir SmartClub, supermarket Foodmart yang terdiri dari Foodmart Primo untuk segmen premium dan Foodmart Fresh untuk produk segar berkualitas, Boston Health and Beauty untuk produk perawatan dan kesehatan pribadi, convenience store FMX, dan e-commerce melalui aktivitas online-to-offline (O2O). Matahari Department Store (MDS), sebagai pionir konsep department store modern di Indonesia merupakan department store pilihan untuk segmen kelas menengah yang menyediakan berbagai pilihan produk fashion, produk kecantikan dan barang keperluan rumah tangga. Anak usaha perusahaan lain di segmen ritel, PT Gratia Prima Indonesia (GPI), mengoperasikan jaringan toko buku Books and Beyond (B&B), yang menawarkan berbagai koleksi buku, mainan, serta alat tulis impor dan lokal dalam konsep gerai modern. Anak usaha perusahaan PT Matahari Graha Fantasi (MGF) mengelola jaringan pusat hiburan keluarga Timezone yang menawarkan pengalaman bermain game arcade.

Segmen Telekomunikasi Multimedia Teknologi (TMT) dijalankan melalui PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), yang memberikan layanan dan solusi TI komprehensif; dan PT First Media Tbk (FM), entitas asosiasi perusahaan yang merupakan perusahaan induk dari sejumlah anak perusahaan yang berfokus pada telekomunikasi dan jaringan infrastruktur, serta jaringan layanan TV berbayar yang dapat memproduksi dan menyiarkan konten sendiri. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen arsip, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MMI), memberikan layanan di bidang manajemen kearsipan, data komputer, dokumen berharga, dokumen elektronik, dan penghancuran dokumen yang aman. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen properti, PT Nadya Putra Investama (NPI) dan PT Matahari Pacific (MP), mengelola pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen. Anak usaha perusahaan, PT Brilliant Ecommerce Berjaya mengoperasikan platform berbasis web yaitu Mbiz, yang menyediakan solusi total procurement yang terintegrasi secara penuh dengan B2B e-commerce marketplace dan solusi e-procurement.

Multipolar Tbk adalah perusahaan induk yang menjalankan kegiatan usaha melalui perusahaan anak antara lain dalam bidang jasa telekomunikasi, teknologi informasi, perdagangan umum termasuk perdagangan impor, ekspor, interinsuler, lokal dan ritel (eceran), jasa pengembangan dan pengelolaan properti / real estate, serta jasa penyewaan ruang dalam bangunan.

Lini bisnis utama perusahaan di segmen ritel adalah PT Matahari Putra Prima Tbk yang merupakan peritel multiformat modern yang mengoperasikan jaringan ritel hipermarket Hypermart, gerai grosir SmartClub, supermarket Foodmart yang terdiri dari Foodmart Primo untuk segmen premium dan Foodmart Fresh untuk produk segar berkualitas, Boston Health and Beauty untuk produk perawatan dan kesehatan pribadi, convenience store FMX, dan e-commerce melalui aktivitas online-to-offline (O2O). Matahari Department Store (MDS), sebagai pionir konsep department store modern di Indonesia merupakan department store pilihan untuk segmen kelas menengah yang menyediakan berbagai pilihan produk fashion, produk kecantikan dan barang keperluan rumah tangga. Anak usaha perusahaan lain di segmen ritel, PT Gratia Prima Indonesia (GPI), mengoperasikan jaringan toko buku Books and Beyond (B&B), yang menawarkan berbagai koleksi buku, mainan, serta alat tulis impor dan lokal dalam konsep gerai modern. Anak usaha perusahaan PT Matahari Graha Fantasi (MGF) mengelola jaringan pusat hiburan keluarga Timezone yang menawarkan pengalaman bermain game arcade.

Segmen Telekomunikasi Multimedia Teknologi (TMT) dijalankan melalui PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), yang memberikan layanan dan solusi TI komprehensif; dan PT First Media Tbk (FM), entitas asosiasi perusahaan yang merupakan perusahaan induk dari sejumlah anak perusahaan yang berfokus pada telekomunikasi dan jaringan infrastruktur, serta jaringan layanan TV berbayar yang dapat memproduksi dan menyiarkan konten sendiri. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen arsip, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MMI), memberikan layanan di bidang manajemen kearsipan, data komputer, dokumen berharga, dokumen elektronik, dan penghancuran dokumen yang aman. Anak usaha perusahaan di bidang manajemen properti, PT Nadya Putra Investama (NPI) dan PT Matahari Pacific (MP), mengelola pusat perbelanjaan, perkantoran, dan apartemen. Anak usaha perusahaan, PT Brilliant Ecommerce Berjaya mengoperasikan platform berbasis web yaitu Mbiz, yang menyediakan solusi total procurement yang terintegrasi secara penuh dengan B2B e-commerce marketplace dan solusi e-procurement.

Mengawali karier di industri otomotif

Jika dilihat dari perjalanan kariernya, Anthony mengawali karier bisnisnya di perusahaan otomotif milik keluarganya. Awalnya bisnis tersebut dijalankan oleh ayahnya kemudian diteruskan oleh Anthony.

Anthony menempati posisi sebagai kepala rantai pasok dan pemasaran di PT Tan Chong Group. Perusahaan tersebut bergerak pada industri otomotif, mulai dari perakitan, distribusi, hingga layanan asuransi.

Di sana, ia bertugas mengkoordinasi kegiatan logistik dan menciptakan afinitas merek pada sejumlah merek otomotif yang berada di bawah perusahaan.

Di tahun 2012, Anthony pun mulai merintis bisnisnya sendiri. Bersama dengan teman kuliahnya di Harvard, Tan Hooi Ling, ia mendirikan bisnis transportasi bernama MyTeksi.

Perusahaan tersebut didirikan dari keluhan beberapa temannya yang sulit mencari taksi yang aman dan praktis di Malaysia. Berangkat dari masalah tersebut, keduanya pun mencari solusi dengan memperbaiki sistem transportasi di Malaysia.

Solusi yang mereka tawarkan adalah mendirikan layanan pemesanan taksi berbasis online MyTeksi. Markas utama perusahaan tersebut terletak di Singapura sehingga layanan taksi tersebut tersedia di Malaysia dan Singapura.

MyTeksi pun berubah nama menjadi GrabTaxi. Tidak berselang nama, nama tersebut diganti menjadi Grab agar lebih mudah diingat masyarakat.